1. Memberantas kemiskinan dan kelaparan ekstrem
Seandainya tidak ada orang miskin, hampir semua masalah
kita praktis terselesaikan. Ketika anda punya uang, anda tentu bisa
memeriksakan diri ke dokter yang baik. Anda juga bisa memperoleh sambungan
jaringan air minum serta makanan berkualitas. Karena itu, tujuan pertama dalam
MDGs adalah mengurangi jumlah penduduk miskin.
Tujuan apa yang diharapkan?
Tujuan pertama ini, memang merupakan tujuan paling penting.
Namun, jangan melihatnya sebagai hal yang terpisah dari tujuan MDGs yang
lain.Pada dasarnya, semua tujuan berkaitan satu sama lain. Benar bahwa jika anda memiliki uang, anda bisa mendapatkan perawatan kesehatan yang baik. Namun hal sebaliknya, bisa juga terjadi. Jika anda sakit,
bisa membuat anda menjadi lebih miskin – anda akan kehilangan waktu kerja atau
harus membelanjakan uang untuk obat-obatan.
Artinya, perbaikan
kesehatan otomatis mengurangi kemiskinan. Demikian pula dengan pendidikan.
Anak-anak yang menikmati pendidikan bakal terbantu memperoleh pekerjaan dengan
gaji yang lebih baik.
Bagaimana
Solusinya ?
Jenis pekerjaan yang
produktif dan memberikan penghasilan yang cukup adalah pekerjaan yang layak.
Lebih dari itu, pekerjaan seyogyanya membuat keluarga anda lebih kuat secara
ekonomi, memiliki suasana kerja yang sehat dan memungkinkan anda untuk turut serta
mengambil keputusan yang mempengaruhi kehidupan dan penghidupan anda. Sederhananya,
pekerjaan yang layak akan mengeluarkan anda dari kemiskinan.
2. Mewujudkan pendidikan dasar untuk semua
Mengapa anak-anak bisa putus sekolah ?
Sebagian, karena orang
tua memerlukan mereka untuk bekerja. Mungkin di lahan pertanian keluarga. Lainnya, karena tidak mampu membayar
biaya sekolah. Sekitar sepertiga keluarga termiskin mengatakan bahwa mereka
memiliki masalah untuk membayar uang sekolah dan biaya lainnya. Orang tua memang
harus membayar dalam jumlah yang besar, baik untuk uang sekolah ataupun
seragam. Selain itu, untuk transportasi, makanan, buku atau perlengkapan
tambahan
Disamping itu, sekolah juga dapat menimbulkan masalah
jika tidak bisa memberikan sesuatu yang bernilai bagi anak-anak. Sekolah,
misalnya, bisa saja tidak memiliki buku atau peralatan yang memadai. Sementara
bangunannya tidak layak digunakan. Kurang dari separuh sekolah dasar memiliki
apa yang disebut oleh Departemen Pendidikan Nasional “ruang kelas yang baik.”
Apa Solusi yang bisa diberikan ?
- Mengkomunikasikan kepada orang tua tentang pentingnya pendidikan
- Memberikan fasilitas yang semestinya layak
- Berperan aktif dalam kegiatan masyarakat terutama dalam pendidikan
3.
Mendorong kesetaran gender dan pemberdayaan perempuan
Ada baiknya kita
meluruskan satu hal; kesetaraan gender bukan melulu mengenai perempuan, tetapi
mengenai perempuan dan laki-laki. Akan tetaopi, karena target ini menekankan
pada pemberdayaan perempuan, kita akan membahas lebih banyak mengenai hal ini dan issue terkait lainnya.
Apakah berhasil ?
Terkait kesempatan untuk masuk sekolah atau perguruan tinggi,
kesan anda benar. Namun ketika anak perempuan bersekolah, banyak ketimpangan
atau ketidaksetaraan yang harus dihadapi. Panutan pertama mereka adalah para
guru. Di sekolah dasar, terdapat lebih banyak guru perempuan dibandingkan
laki-laki. Namun, siapa yang memimpin? Jumlah laki-laki yang menjadi kepala sekolah, misalnya, empat kali lipat
dibandingkan dengan perempuan9. Anak perempuan juga akan melihat ketimpangan
ketika mereka membuka buku teks. Sebuah buku teks utama sekolah dasar tentang
kewiraan, misalnya, membahas tanggung jawab dalam keluarga. Buku tersebut
menjelaskan bahwa aktivitas utama ayah adalah mencari nafkah sementara ibu
bertanggung jawab atas pekerjaan rumah tangga. Dan ilustrasi tentang tanggung
jawab anak-anak dengan gambar anak perempuan yang sedang mencuci dan
menyeterika.
Mantan presiden kita perempuan
Benar, dan hal itu menunjukkan Indonesia lebihmaju dibandingkan
banyak negara lain. Namundalam jenjang jabatan politik di bawahnya,perempuan
kurang terlihat. Hanya sedikit yangterpilih menjadi anggota parlemen.
Demikianjuga yang menjadi bupati atau gubernur. IndikatorMDG untuk ini adalah
proporsi perempuan yangmenjadi anggota
DPR. Angka rata-rata dunia untuk hal ini cukup rendah, yaitu sekitar 15%.
Proporsi Indonesia bahkan lebih rendah, masing-masing 13% (1992), 9% (2003),
dan 11,3% (2005).
4.
Menurunkan angka kematian anak
Kita semua ingin menikmati usia panjang dan hidup sehat.
Kenyataannya, sekarang kita memang hidup lebih lama. Antara 1970 dan 2005, usia
harapan hidup di negeri ini rata-rata meningkat sekitar 15 tahun. Anak-anak
yang lahir di Indonesia
saat ini dapat mengharapkan hidup hingga usia 68 tahun. Anda dapat memilih usia
harapan hidup sebagai satu indikator kesehatan. Namun ada satu ukuran lainnya
yang sangat penting, yaitu jumlah anakanak yang meninggal. Anak-anak, terutama
bayi, lebih rentan terhadap penyakit dan kondisi hidup yang tidak sehat. Itulah sebabnya tujuan keempat MDGs adalah mengurangi
jumlah kematian anak.
Mengapa
hanya sedikit anak-anak yang divaksinasi?
Imunisasi tidak hanya
tergantung pada para orang tua untuk memastikan bahwa anak-anak mereka memperoleh
vaksinasi, tapi diperlukan sistem kesehatan yang terkelola dengan baik. Telah banyak
yang dibelanjakan untuk kesehatan, namun diperlukan lebih banyak anggaran
karena saat ini belanja negara untuk kesehatan hanya sekitar 5% dari APBN14.
Penduduk miskin, khususnya yang tergantung pada layanan publik, akan menderita jika
investasi untuk puskesmas berikut staf kurang memadai. Sebuah survei misalnya
menemukan bahwa tingkat ketidakhadiran staf puskesmas mencapai 40%. Seringkali,
karena mereka sedang berada di tempat praktek pribadi15. Kini, cukup tinggi ketergantungan
pada pemerintah kapubaten yang mengalokasikan 4-11% anggaran untuk kesehatan.
Sekitar 80% dari anggaran tersebut digunakan untuk membayar gaji pekerja
medis15. Padahal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan bahwa
proporsi gaji seharusnya hanya 15%.
Apa solusinya ?
Jaring Pengaman Sosial dan Program Kompensasi
Pengurangan Susbsidi Bahan Bahan Minyak, yaitu dengan:
- memberikan akses pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat miskin meliputi pelayanan
- kesehatan dasar,
- pelayanan kebidanan dasar,
- pelayanan perbaikan gizi
- revitalisasi pos pelayanan terpadu (posyandu),
- pemberantasan penyakit menular
- revitalisasi kewaspadaan pangan dan gizi
5.
Meningkatkan kesehatan ibu
Setiap tahun sekitar
20.000 perempuan diIndonesia meninggal akibat komplikasi dalam persalinan.
Melahirkan seyogyanya menjadi peristiwa bahagia tetapi seringkali berubah menjadi
tragedi. Sebenarnya, hampir semua kematian tersebut dapat dicegah. Karena itu
tujuan kelima MDGs difokuskan pada kesehatan ibu, untuk mengurangi “kematian
ibu”. Meski semua sepakat bahwa angka kematian ibu terlalu tinggi, seringkali
muncul keraguan tentang angka yang tepat.
Mengapa
banyak keluarga lebih memilih tenaga tradisional?
Karena berbagai alasan.
Salah satunya, biasanya lebih murah dan dapat dibayar dengan beras atau
barang-barang lain. Keluarga juga lebih nyaman dengan seseorang yang mereka
kenal dan percaya. Mereka yakin bahwa tenaga persalinan tradisional akan lebih mudah
ditemukan dan beranggapan bahwa mereka bisa lebih memberikan perawatan pribadi.
Dalam kasus-kasus persalinan normal, ini mungkin benar. Namun jika ada
komplikasi, tenaga persalinan tradisional mungkin tidak akan dapat mengatasi
dan mungkin akan segan untuk meminta bantuan bidan desa. Hal ini dapat
mengakibatkan penundaan yang membahayakan jiwa karena tidak secepatnya
memperoleh perawatan kebidanan darurat di pusat kesehatan atau rumah sakit.
Keterlambatan dapat juga terjadi karena kesulitan dan biaya transportasi,
khususnya di daerah-daerah yang lebih terpencil. Kenyataannya, perempuan mana
pun dapat mengalami komplikasi
kehamilan, kaya maupun miskin, di perkotaan atau di perdesaan, tidak peduli
apakah sehat atau cukup gizi. Ini artinya kita harus memperlakukan setiap
persalinan sebagai satu potensi keadaan darurat yang mungkin memerlukan
perhatian di sebuah pusat kesehatan atau rumah sakit, untuk penanganan cepat.
Pengalaman internasional menunjukkan bahwa sekitar separuh dari kematian ibu
dapat dicegah oleh bidan terampil, sementara separuhnya lainnya tidak dapat
diselamatkan akibat tidak adanya perawatan yang tepat dengan fasilitas medis
memadai
Jadi posisi kita sebagai mahasiswa
kedokteran?
Tetap care dengan program ini. Terbatas dengan berhasil atau tidaknya target ini dicapai pada tahun 2015 yang perlu kita pentingkan adalah ikut memberi peran serta pada pencapaian target ini.
Mengapa?
Karena dari rahim seorang ibulah lahir generasi – generasi cerdas yang akan membawa kita pada perubahan perbaikan. Peristiwa besar ini ada di tangan kita,peran kita,untuk kesehatan ibu Indonesia yang lebih baik.
Tetap care dengan program ini. Terbatas dengan berhasil atau tidaknya target ini dicapai pada tahun 2015 yang perlu kita pentingkan adalah ikut memberi peran serta pada pencapaian target ini.
Mengapa?
Karena dari rahim seorang ibulah lahir generasi – generasi cerdas yang akan membawa kita pada perubahan perbaikan. Peristiwa besar ini ada di tangan kita,peran kita,untuk kesehatan ibu Indonesia yang lebih baik.
6. Memerangi HIV dan AIDS, malaria serta
penyakit lainnya
Tujuan keenam dalam MDGs menangani berbagai penyakit
menular paling berbahaya. Pada urutan teratas adalah Human Immunode_ ciency
Virus (HIV), yaitu virus penyebab Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) –
terutama karena penyakit ini dapat membawa dampak yang menghancurkan, bukan hanya
terhadap kesehatan masyarakat namun juga terhadap negara secara keseluruhan. Indonesia
beruntung bahwa HIV belum mencapai kondisi seperti yang terjadi di Afrika dan
beberapa negara Asia Tenggara. Jumlah penduduk Indonesia yang hidup dengan virus
HIV diperkirakan antara 172.000 dan 219.000, sebagian besar adalah laki-laki19.
Jumlah itu merupakan 0,1% dari jumlah penduduk. Menurut Komisi Penanggulangan
AIDS Nasional (KPA), sejak 1987 sampai Juni 2008, tercatat 12.686 kasus AIDS –
2.479 di antaranya telah meninggal.
Apa yang bisa diperbuat ?
- penyuluhan kepada masyarakat
- seminar
- edukasi langsung kepada orang yang rentan terkena
- dll.
7.
Memastikan kelestarian lingkungan
Pembangunan di Indonesia
telah banyak mengorbankan lingkungan alam. Kita menebang pohon, merusak lahan,
membanjiri sungai-sungai dan jalur air serta atmosfer dengan lebih banyak
polutan. Tujuan MDGs ketujuh adalah untuk menghalangi kerusakan ini. Pertama,
tujuan ini menelaah seberapa besar wilayah kita yang tertutup oleh pohon. Ini
penting bagi Indonesia karena kita memiliki sejumlah hutan yang paling kaya dan
paling beragam di dunia. Namun tidak untuk jangka waktu yang terlalu lama lagi.
Selama periode 1997 hingga 2000, kita kehilangan 3,5 juta hektar hutan per tahun,
atau seluas propinsi Kalimantan Selatan.
Cukup serius. Apa yang terjadi dengan
pepohonan yang tersisa?
Salah satu masalah utama adalah penebangan liar. Kayu
sangat berharga sehingga banyak perusahaan siap mencurinya, kadang-kadang lewat
kolusi dengan pejabat setempat. Kenyataannya, separuh kayu Indonesia
diperkirakan dihasilkan lewat pembalakan liar. Dalam beberapa kasus, lahan juga
dibuka untuk tujuan-tujuan lain seperti perkebunan
kelapa sawit. Selain itu, sebagian komunitas pedesaan yang kekurangan lahan
juga telah merambah hutan lebih jauh. Situasinya semakin rumit ketika
pemerintah daerah mempunyai de_ nisi peruntukan lahan yang bertentangan dengan
defenisi nasional.
Jadi apa
yang harus kita lakukan?
Jelas kita harus lebih
banyak menanamkan investasi untuk pemasokan air. Namun kita juga membutuhkan
sistem pendanaan yang layak yaitu dengan mendapat pemasukan dari penduduk yang lebih
kaya sementara memberikan subsidi yang tepat sasaran kepada penduduk miskin. Selain
itu, pasokan air yang terlindungi juga harus disertai dengan sistem sanitasi
yang lebih baik karena dua hal tersebut saling berkaitan, seringkali bahkan sangat
dekat.
Apa cara mudahnya ?
- hidup sehat dan bersih
- mengotimalkan pemakaian air, listrik
- membuang sampah pada tempatnya
- dll.
8.
Mengembangkan kemitran global untuk pembangunan
Tujuan MDGs terakhir
ini, terkait dengan kerjasama internasional, yaitu menelaah isu-isu seperti
perdagangan, bantuan dan utang internasional. Namun, dalam kenyataan, sebagian
besar target dan indikator ditujukan untuk negara-negara maju agar membantu
negara-negara termiskin dalammencapai tujuan-tujuan MDGs lainnya.
Yang kita lakukan ?
Pertama, harus ada
keputusan seberapa “terbuka” sebaiknya perekonomian kita. Terbuka sambil
sedikit mengontrol impor, tidak otomatis merugikan perusahaan-perusahaan dalam
negeri. Bahkan seringkali, hal ini dapat membuat mereka menjadi lebih efsien.
Perusahaan-perusahaan tersebut akan terdorong untuk berkonsentrasi pada produk
terbaiknya. Namun, bisa jadi, kita masih ingin melindungi sejumlah industri
dengan tarif dan langkah-langkah lain. Paling tidak untuk sementara. Mungkin
kita ingin melindungi industri kebutuhan dasar atau yang masih perlu dilindungi
agar bisa bersaing di tingkat internasional.
0 komentar:
Posting Komentar